Ceritra Horor Pemasangan CCTV di Kandang Ayam Pinggir Hutan

cctv di kandang ayam

CCTV di Kandang Ayam Pinggir Hutan

Sebagai seorang teknisi CCTV yang sudah sering menerima proyek di berbagai tempat—dari rumah mewah, toko, hingga gudang besar—aku sudah terbiasa menghadapi hal-hal aneh di lapangan. Tapi pemasangan CCTV di kandang ayam pinggir hutan, malam itu, menjadi pengalaman yang takkan pernah kulupakan seumur hidup.


Awal Job yang Biasa Saja

Semua bermula ketika seorang peternak ayam bernama Pak Darno menelponku siang itu.
“Mas, tolong bantu pasang CCTV di kandang ayam saya. Soalnya tiap malam banyak ayam yang hilang,” katanya dengan suara berat.

Aku pikir itu hal biasa—mungkin pencuri, atau binatang liar.
Alamat yang ia kirim ternyata cukup jauh, di pinggiran desa, sekitar dua kilometer dari hutan jati tua yang terkenal agak “wingit”. Tapi karena aku butuh proyek tambahan, aku terima saja.

Sore itu aku berangkat dengan motor, membawa alat lengkap: kamera Dahua full color, DVR 4 channel, dan kabel coaxial sepanjang 50 meter. Sesampainya di lokasi, suasana langsung berubah sunyi. Angin sore membawa aroma tanah lembap dan jerami basi.

Kandang ayam itu besar, tapi sepi. Pak Darno menyambutku dengan senyum tipis.
“Masangnya di pojokan aja ya, biar kelihatan semua,” katanya sambil menunjuk area belakang kandang yang menghadap hutan.


Suasana yang Mulai Tidak Wajar

Saat aku memasang kamera di tiang belakang, matahari sudah mulai tenggelam. Lampu petromak satu-satunya menjadi sumber cahaya. Aku sempat mendengar suara seperti langkah kaki di dalam hutan, padahal tak ada siapa pun.

“Pak, sering ada orang lewat sini malam-malam?” tanyaku.
“Waduh, jangan ngomong gitu, Mas. Orang sini aja kalau malam nggak berani lewat,” jawabnya cepat.

Setelah instalasi cctv di kandang ayam selesai, aku melakukan uji rekaman. Semua kamera berjalan normal. Tapi anehnya, di layar monitor nampak bayangan samar di pojok kandang, seperti seseorang berdiri membelakangi kamera. Aku menoleh ke arah yang sama — kosong.

“Ah mungkin pantulan,” gumamku. Aku abaikan saja. Setelah itu aku pamit pulang, dan Pak Darno berterima kasih sambil menyerahkan bayaran. Dalam hati cuma berharap kalau CCTV di kandang ayam Pak Darno baik-baik saja.


Rekaman Misterius CCTV di Kadang Ayam Malam Hari

Keesokan paginya, aku mendapat panggilan lagi dari Pak Darno.
“Mas, tolong ke sini lagi ya… rekaman CCTV-nya aneh. Saya takut.”

seketika fikiranku melayang entah kemana. “Ada apa dengan camera CCTV kandang ayam Pak Darno” ??

Aku pun kembali ke sana dengan sedikit rasa penasaran. Ketika memutar ulang rekaman malam sebelumnya, bulu kudukku langsung berdiri.

Dalam video, sekitar pukul 02.17 dini hari, terlihat seekor ayam berlari-lari panik. Lalu di pojok kanan bawah frame, muncul sosok wanita berambut panjang, mengenakan baju putih lusuh, berjalan pelan menuju kandang. Kamera cctv di kandang ayam menangkap wajahnya dengan jelas — pucat, tanpa mata.

Yang lebih mengerikan, setiap kali sosok itu melintas, kamera tiba-tiba bergetar dan sinyal hilang selama 10 detik. Setelah itu gambar kembali normal, tapi terlihat beberapa ayam mati dengan leher terpelintir.

Aku menatap Pak Darno, ia sudah pucat pasi.
“Itu yang sering keliatan, Mas. Dulu sebelum kandang ini dibangun, katanya ada gadis hilang di hutan itu. Orang-orang nggak nemu jasadnya…” katanya lirih.


Gangguan di Lapangan

Malam berikutnya, aku diminta mengganti posisi kamera cctv di kandang ayam agar lebih jelas. Kali ini aku datang bersama teknisi bantuanku, Rian.
Saat sedang setting kamera ke arah hutan, tiba-tiba layar monitor cctv di kandang ayam menampilkan bayangan dua orang di belakang kami. Padahal kami berdua saja di lokasi.

“Mas, itu siapa?” bisik Rian.
Belum sempat kujawab, listrik tiba-tiba padam. dan cctv di kandang tidak bisa merekam apa-apa. Suara ayam menjerit serentak, diikuti langkah berat mendekat dari arah hutan. Kami langsung cabut dari sana, meninggalkan alat yang belum sempat dirapikan.


Keesokan Paginya…

Besoknya aku nekat datang lagi untuk mengambil alat. Tapi yang kulihat membuatku kaku:
kabel coaxial yang kemarin kuikat rapi terurai berantakan, seolah ditarik seseorang semalaman. Kamera belakang jatuh, dan lensanya retak seperti tertekan jari dari dalam.

Di tanah, tepat di depan tiang kamera, ada jejak kaki kecil tanpa alas, menuju arah hutan.
Entah milik siapa.

Sejak kejadian itu, aku tak pernah lagi menerima proyek di area pinggir hutan. Pak Darno akhirnya menutup kandangnya, dan konon pindah ke luar kota. Tapi sampai sekarang, tiap kali aku setting kamera malam hari dan melihat bayangan samar di monitor, bulu kudukku selalu berdiri.

Kadang aku berpikir — mungkin sosok itu masih mengikuti… lewat jaringan kabel yang pernah ku pasang.

Baca Artikel lainnya


Kesimpulan

Pemasangan CCTV di tempat terpencil memang menantang, bukan hanya dari segi teknis, tapi juga mental. Dari pengalaman ini, aku belajar satu hal penting: teknologi bisa merekam apa saja — bahkan sesuatu yang seharusnya tak terlihat oleh mata manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hubungi Sekarang